Tugas Mulia
Orang sering mengira bahwa tugas seorang guru hanyalah mengeja huruf dan menghitung angka. Kelihatannya sederhana ..... Sederhana? ....
Namun, pada praktiknya tidak sesederhana itu. sebagai lapis kedua setelah keluarga dalam perannya mendidik anak, guru mempunyai peran yang sangat besar dalam tumbuh kembang seorang anak. keberhasilan seorang anak saat dewasa apakah dia akan menjadi seorang yang baik atau jahat, pintar atau bodoh, sukses atau gagal dipengaruhi oleh didikan guru mereka, selain didikan keluarga dan pengaruh lingkungannya.
Tidak ada seorang tokoh pun di dunia ini yang berhasil tanpa peran serta seorang guru. dia tidak akan berhasil menjadi polotikus andal, ilmuan yang pintar, tentara yang gagah berani, dan sebagainya, kecuali sebelumnya dia belajar banyak dari seorang guru. Bahkan, Rasulullah SAW pun mengawali masa kecilnya dalam bimbingan seorang guru, sekaligus ibu susunya, yaitu Halimatus Sa'diyah. Halimah-lah yang mengajarkan kepada Rasulullah tentang cara bertutur kata dan bersikap baik.
Suku Sa'ad yang termasuk suku Badui Arab memang terkenal dengan kemurnian bahasanya sehingga keluarga Abdul Muthalib memercayakan pengasuhan Muhammad kecil kepada mereka. Hingga Muhammad menjadi yatim, dewasa, dan kemudian diangkat menjadi Rasul, beliau tetap menghormati Halimah. seperti belaiu memperlakukan orang tuannya.
Kita Adalah Guru
Secara formal, menurut undang-undang No. 14 / 2005, Pasal 1, butir 1 tentang guru dan dosen, "Yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengajahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah."
Namun, pada dasarnya, setiap orang adalah guru, contoh yang digugu dan ditiru, terutama oleh anak-anak yang sering meniru oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Biasanya, anak-anak usia dini menerapkan apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan dari lingkungannya. Apa yang telah mereka dapatkan ketika masih kecil akan berbekas sangat kuat sehingga mereka dewasa. Seperti peribahasa yang kita dengar: belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu. Oleh karena itu, orang dewasa yang dijadikan contoh oleh mereka, haruslah pintar-pintar dalam menjaga perilakunya sehingga dia bisa menjadi contoh yang positif bagi anak-anak.
Lihatlah, betapa anak-anak sekarang berusaha meniru apa yang mereka lihat dari artis-artis dan tayangan televisi, meskipun tidak jarang, semua yang mereka serap berdampak negatif bagi perkembangan mental mereka.
Sekolah sebagai salah satu kekuatan besar dalam menciptakan agen perubahan perlu ditangani oleh guru-guru yang andal. Sekolah memerlukan guru-guru yang berkualitas, profesional, dan mempunyai visi yang jauh akan perkembangan sumber daya manusia yang akan datang. Dengan demikian, seorang guru itu dapat menjadikan mereka sebagai generasi yang hebat dan mampu menjadi generasi yang rahmatan lil alamin. Mereka pun akan menjadi manusia-manusia berkualitas, unggul, dan berdaya tahan tinggi dalam menghadapi perubahan.
Anak-anak adalah calon pewaris bangsanya. Dalam proses transfering values and knowledge, guru yang baik akan senantiasa mengajar dan berkomunikasi kepada anak-anak, dan bukan sekedar berkomunikasi terhadap mereka.
Diambil dari Buku Praktis Kak Andi Yuda: Kenapa Guru Harus Kreatif?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar